Data terbaru dari Money Insider mencatatkan 30 negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada tahun 2024. Artikel ini menyajikan informasi penting tentang apakah Indonesia termasuk dalam daftar tersebut. Dengan mengacu pada data dari Program Perbandingan Internasional (ICP) yang dirilis oleh Bank Dunia, analisis ini memberikan gambaran yang jelas mengenai pengeluaran konsumsi per kapita di berbagai negara.
Biaya hidup per kapita menjadi salah satu indikator yang sangat diperhitungkan dalam penentuan biaya hidup di suatu negara. Untuk penyusunan daftar ini, Money Insider menggunakan data ICP dari tahun 2021 yang dirilis pada Mei 2024. Proses perhitungan biaya hidup dilakukan dengan menambahkan pengeluaran konsumsi individu oleh rumah tangga dan biaya perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya. Dengan menggunakan data ini, Money Insider menghimpun informasi tentang negara-negara dengan biaya hidup terendah, dan semua angka yang disajikan dalam daftar adalah dalam bentuk nominal.
Dalam daftar tersebut, Kamboja menduduki posisi terendah dengan biaya hidup per kapita sebesar $1.126. Negara ini menunjukkan bagaimana biaya hidup dapat bervariasi secara signifikan dari satu tempat ke tempat lain. Posisi kedua diisi oleh Sudan Selatan dengan biaya hidup per kapita sebesar $1.088, diikuti oleh Sudan yang menghabiskan sekitar $1.087 per kapita.
Benin dan Republik Demokratik Rakyat Angola juga masuk dalam daftar dengan biaya hidup yang masing-masing sebesar $948 dan $933. Banyak negara dalam daftar ini adalah negara-negara berkembang, yang menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan ekonomi dan infrastruktur.
Selanjutnya, Republik Demokratik Rakyat Lesotho dengan biaya hidup $928 berada di urutan ke-25, diikuti oleh Republik Demokratik Kongo dengan biaya hidup $914. Togo, dengan biaya hidup $805 menutup daftar di posisi ke-23. Pengeluaran rendah ini mungkin mencerminkan fakta bahwa biaya barang dan jasa di negara-negara ini cukup terjangkau dibandingkan dengan standar hidup di negara-negara maju.
Pertanyaan besar yang muncul adalah, "Apakah Indonesia termasuk dalam daftar ini?" Meskipun tidak disebutkan langsung dalam peringkat yang disajikan, Indonesia sebagai negara ekonomi berkembang memiliki karakteristik mirip dengan negara-negara di daftar tersebut. Biaya hidup bervariasi di dalam Indonesia itu sendiri, dengan daerah-daerah tertentu seperti Jakarta dianggap lebih mahal, sementara kota-kota lain mungkin menawarkan biaya hidup yang jauh lebih rendah.
Pengaruh terhadap biaya hidup ini berkaitan langsung dengan standar ekonomi lokal, jumlah infrastruktur, dan aksesibilitas terhadap barang dan jasa. Menariknya, biaya hidup di Indonesia cenderung lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara barat, meskipun perbandingan dalam konteks global dapat berbeda tergantung pada banyak faktor.
Selain itu, Indonesia juga dikenal dengan ragam kuliner dan pemandangan alam yang menarik, yang dapat menjadi nilai tambah tersendiri yang tidak selalu terukur dalam hal biaya hidup. Banyak ekspatriat dan pelancong yang merasa bahwa pengalaman hidup di Indonesia memiliki nilai yang tidak bisa diukur hanya dengan angka.
Dengan memahami biaya hidup di berbagai negara termasuk Indonesia, individu dan keluarga yang merencanakan untuk pindah atau berlibur dapat lebih baik mempersiapkan anggaran mereka. Data yang dihasilkan dari laporan Money Insider memberikan wawasan yang berharga, membantu para pembaca untuk memahami konteks biaya hidup di seluruh dunia.
Dalam menyikapi data ini, penting untuk mempertimbangkan berbagai aspek lain yang berdampak pada biaya hidup, seperti politik, ekonomi, serta kesehatan dan pendidikan masyarakat. Negara-negara dengan biaya hidup yang lebih rendah sering kali menghadapi tantangan tambahan yang dapat memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun biaya hidup yang lebih rendah dapat menguntungkan, mereka sering kali datang bersama dengan kompromi dalam hal fasilitas dan infrastruktur yang tersedia. Oleh karena itu, bagi mereka yang mempertimbangkan untuk menetap atau berinvestasi di negara-negara dengan biaya hidup rendah, pemahaman yang menyeluruh tentang kondisi sosial-ekonomi sangatlah penting.
Selanjutnya, dengan meningkatnya globalisasi dan mobilitas internasional, banyak orang semakin tertarik untuk mencari lokasi dengan biaya hidup rendah sebagai alternatif pengalaman hidup. Dengan adanya akses informasi yang lebih luas, diharapkan mereka dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan bijaksana mengenai tempat tinggal atau berlibur ke negara-negara yang menawarkan biaya hidup yang lebih terjangkau.
Dengan fenomena ini, kita tidak hanya bisa melihat angka-angka yang menunjukkan biaya hidup, tetapi juga mendalami bagaimana kondisi-kondisi yang ada berkontribusi terhadap kehidupan masyarakat di negara-negara tersebut.