Bisnis

3 Indeks Saham AS Merugi, Dow Jones Alami Penurunan Paling Signifikan

Saham-saham berjangka di Amerika Serikat (AS) menghasilkan performa yang mengecewakan pada perdagangan Kamis, 4 Oktober 2024, akibat para pedagang yang menantikan rilis laporan pekerjaan September. Di tengah ketidakpastian ini, ketiga indeks saham utama AS ditutup dengan kerugian, dengan Dow Jones menjadi yang paling terdampak. Dow Jones, yang berisi 30 saham terkemuka, mengalami penurunan sebesar 184,93 poin atau 0,44 persen. Sementara itu, S&P 500 turun 0,17 persen, dan Komposit Nasdaq, yang didominasi oleh saham teknologi, berakhir 0,04 persen lebih rendah.

Dalam latar belakang pergerakan pasar yang melemah ini, terdapat beberapa faktor penting yang berkontribusi. Salah satunya adalah pemogokan yang telah berlangsung di pelabuhan yang kini memasuki fase penyelesaian. Asosiasi Buruh Bongkar Muat Internasional dan Aliansi Maritim Amerika Serikat berhasil mencapai kesepakatan sementara mengenai upah yang menentukan. Kesepakatan tersebut juga mencakup perpanjangan kontrak yang ada hingga Januari, memberikan lebih banyak waktu untuk negosiasi selanjutnya. Hal ini diharapkan akan menstabilkan situasi di pelabuhan, yang sebelumnya merupakan sumber gangguan bagi rantai pasok.

Selain itu, kinerja negatif pasar saham juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak. Harga minyak berjangka AS mengalami kenaikan sekitar lima persen pada hari yang sama, didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Penyerangan rudal oleh Iran ke Israel telah menciptakan ketidakpastian yang lebih besar di pasar energi, yang pada gilirannya berpotensi membebani rata-rata utama indeks saham.

Investor menyimpan perhatian pada rilis penting yang akan datang yaitu laporan gaji untuk bulan September. Data ini dijadwalkan diumumkan pada hari Jumat dan diprediksi akan menjadi salah satu faktor penggerak pasar. Para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan nonfarm payrolls akan menunjukkan pertumbuhan sebesar 150 ribu, meningkat dari 142 ribu pada bulan sebelumnya. Meskipun tingkat pengangguran diperkirakan tetap stabil di 4,2 persen, dampak yang mungkin ditimbulkan oleh data ketenagakerjaan ini diperkirakan akan lebih besar jika hasilnya lebih rendah dari ekspektasi.

Salah satu analis pasar, Barbara Doran, pendiri BD8 Capital Partners, menyatakan bahwa meskipun data ketenagakerjaan penting, dia meragukan bahwa hasilnya akan memiliki dampak besar, terutama jika hasil tidak sesuai prediksi. Doran menekankan bahwa ketidakpastian ini ada di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang mempengaruhi sentimen pasar.

Ketegangan ini tidak hanya berdampak pada pasar saham, tetapi juga memberikan sinyal negatif terhadap prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Dengan ketidakpastian yang sedang melanda, investor cenderung akan bersikap lebih konservatif, mendorong mereka untuk mengamati lebih lanjut perkembangan berikutnya dalam kebijakan moneter dan keadaan global.

Sementara itu, penutupan indeks yang merah pada perdagangan kemarin menciptakan mood pesimis di kalangan investor. Prospek pasar untuk minggu ini telah terlihat goyah sejak awal bulan Oktober, dan jika angka-angka laporan pekerjaan nanti tidak sejalan dengan harapan, pasar bisa mengalami tekanan lebih lanjut.

Reaksi pasar terhadap rilis data ekonomi adalah hal yang umum, dan pelaku pasar seringkali menggunakan informasi ini untuk memprediksi langkah Federal Reserve selanjutnya, terutama dalam penetapan suku bunga. Dengan kata lain, pasar saham AS saat ini tengah berada dalam posisi yang cukup rapuh, dihadapkan pada berbagai tantangan baik dari dalam negeri maupun faktor eksternal yang tidak terduga.

Dalam konteks ini, pemantauan yang cermat terhadap data ekonomi yang akan datang sangat penting. Banyak investor beranggapan bahwa pengumuman yang akan datang bisa menjadi faktor penentu dalam menentukan arah pergerakan pasar ke depan, termasuk di dalamnya mempengaruhi kebijakan Federal Reserve terkait suku bunga, utamanya dalam menjawab tantangan inflasi dan pertumbuhan yang masih belum sepenuhnya stabil.

Secara keseluruhan, penutupan indeks saham yang merugi kemarin mencerminkan ketidakpastian yang sedang melanda pasar. Ke depan, bagaimana investor merespons terhadap angka-angka laporan pekerjaan yang akan dirilis menjadi kunci. Semua orang berharap agar data yang keluar dapat memberikan sedikit kelegaan dan stabilitas, meskipun situasi geopolitik yang kian menegangkan harus tetap diwaspadai.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button