Pendidikan

3 Dosen UMI Fasilitasi TP PKK Maros, Bantu Kurang Diminati Belajar Tajhizul Jenazah

Pekerjaan sebagai tajhizul jenazah, atau orang yang bertugas menangani jenazah, sering kali kurang diminati oleh masyarakat. Hal ini disebabkan berbagai faktor, di antaranya persepsi negatif terhadap profesi ini, anggapan bahwa pekerjaan ini hanya untuk orang tua atau alim ulama, serta ketakutan untuk berurusan dengan jenazah. Namun, keberadaan tajhizul jenazah sangat penting, baik dari segi sosial maupun spiritual. Untuk menangani problematika ini, tiga dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) berinisiatif memberikan pelatihan kepada Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di Desa Borikamase, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros.

Ketiga dosen tersebut adalah Nurjannah Abna, yang berperan sebagai Ketua Tim Peneliti, bersama dua anggota tim, Nurmiati Muchlis dan Nursetiawati. Inisiatif ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang bertujuan untuk mengedukasi dan memberdayakan masyarakat, khususnya dalam memfasilitasi penanganan jenazah sesuai syariah Islam.

Nurjannah menjelaskan bahwa TP PKK Desa Borikamase memiliki peran strategis dalam masyarakat. Organisasi ini berfungsi sebagai fasilisator, perencana, pelaksana, dan penggerak, dengan jumlah pengurus yang cukup banyak, yakni 36 orang, yang tersebar di lima dusun. Dalam tiap dusun, terdapat kelompok dasawisma yang terdiri dari 10 hingga 15 kepala keluarga. Dengan jangkauan yang luas dan kedekatan dengan masyarakat, TP PKK memiliki potensi besar untuk berperan sebagai tajhizul jenazah.

Dia menekankan, “TP PKK sangat berpotensi menjadi tajhizul jenazah,” menandakan keseriusan dan dukungan dalam meningkatkan kemampuan anggota organisasi untuk melaksanakan tugas tersebut. Pendidikan dan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan peran kapasitas TP PKK dalam menangani jenazah secara profesional serta sesuai dengan syariat Islam.

Salah satu anggota tim, Nurmiati Muchlis, menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pekerjaan tajhizul jenazah sebagai pekerjaan mulia yang memiliki nilai sosial dan ekonomi. Setiap keluarga yang mengalami kedukaan akan mendapatkan dukungan dari tim tajhizul jenazah yang dilengkapi dengan peralatan pendukung, sehingga penanganan jenazah dapat dilakukan dengan efektif dan cepat. Hal ini akan memberikan kemudahan bagi keluarga yang berduka serta memberikan reward kepada para pengelola atas jasa mereka.

Senada dengan pernyataan Nurmiati, Nursetiawati menjelaskan bahwa pihaknya telah merumuskan beberapa program pelatihan yang dibagi menjadi beberapa tahap. Di antaranya adalah sosialisasi Program PKM Pemberdayaan Penguatan Kapasitas TP PKK, yang dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2024. Kemudian, pelatihan mengenai Peran dan Fungsi Tajhizul Jenazah sesuai syariah Islam dilakukan pada 3 Agustus 2024.

Selain itu, pelatihan komunikasi dan advokasi serta fasilitas teknologi dalam pemulasaran jenazah dijadwalkan pada 4 Agustus 2024. Pelatihan penggunaan teknologi tepat guna dalam pemulasaran jenazah, dengan penekanan pada patient safety, juga menjadi agenda pada 9 Agustus 2024. Tiga hari setelahnya, pada 10 Agustus 2024, dilaksanakan pelatihan manajerial perencanaan keuangan, yang sangat penting untuk keberlangsungan kegiatan pengelolaan jenazah dengan baik.

Monitoring dan evaluasi pelatihan merupakan bagian penting dari program ini, diadakan pada 5 Oktober 2024, untuk memastikan apa yang telah diajarkan bisa diterapkan dan memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat. Dalam pelatihan ini, tim pengabdian juga menghadirkan praktisi seperti ustaz dan dokter yang memiliki pemahaman mendalam mengenai penanganan jenazah. Narasumber yang dihadirkan termasuk Kepala UPT PKD UMI, Abdul Rauf Assegaf, Dokter Forensik Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, Sulfikar Assegaf, dan Dosen Akuntansi UMI, Andi Nirwana.

Pelatihan ini bukan hanya sekadar ajang berbagi pengetahuan, tetapi juga berfungsi sebagai bentuk penyebaran nilai-nilai syiar Islam di kalangan masyarakat. Dengan keanggotaan TP PKK yang berasal dari tokoh masyarakat dan umumnya telah berkeluarga, pelatihan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian dalam menangani jenazah di lingkungan mereka.

Kepedulian ini, pada gilirannya, diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk memahami dan melaksanakan tugas sebagai tajhizul jenazah, sekaligus mengurangi stigma negatif terhadap pekerjaan tersebut. Dengan meningkatnya kapasitas TP PKK sebagai tajhizul jenazah profesional, masyarakat di Desa Borikamase dapat memiliki sistem yang rapi dan efektif dalam menangani prosesi pemakaman, yang tentunya akan memperkuat ikatan sosial di antara anggota masyarakat.

Melalui inisiatif ini, UMI tidak hanya berperan dalam pendidikan formal, tetapi juga terlibat aktif dalam pembangunan masyarakat melalui keahlian yang dimiliki para dosen, menjadikan kualitas hidup masyarakat semakin baik dan berkontribusi pada penguatan nilai-nilai kearifan lokal. Kegiatan ini juga menjadi contoh nyata kolaborasi antara dunia akademis dan masyarakat, di mana pengetahuan dan keterampilan yang relevan dipindahkan dan diterapkan langsung untuk kemaslahatan masyarakat.

Inisiatif ini tentunya akan memberikan dampak positif, tidak hanya dalam hal penanganan jenazah, tetapi juga dalam meningkatkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya pekerjaan ini dalam tradisi dan budaya masyarakat. Dengan harapan, ke depannya akan ada lebih banyak pemuda yang berkeinginan mendalami bidang tajhizul jenazah, sehingga profesi ini dapat terus berlanjut dan dihargai sebagai bagian integral dari kehidupan sosial dan spiritual masyarakat.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button