Indonesia

10 Tahun Jokowi: Pembangunan Bandara dan Bendungan Sukses Tingkatkan Pariwisata Indonesia

Sepuluh tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah ditandai oleh upaya besar dalam pembangunan infrastruktur, khususnya di sektor transportasi dan sumber daya air. Proyek pembangunan bandara dan bendungan yang masif bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan konektivitas, tetapi juga ditujukan untuk mendukung sektor pariwisata yang menjadi salah satu andalan perekonomian Indonesia.

Dalam meningkatkan aksesbilitas pariwisata, pembangunan bandara baru menjadi salah satu fokus utama. Kementerian Perhubungan di bawah kepemimpinan Jokowi telah berhasil membangun sejumlah bandara strategis. Sebagai contoh, di Sumatera Utara, terdapat Bandara Silangit yang juga dikenal sebagai Bandar Udara Raja Sisingamangaraja XII, serta Bandara Sibisa. Pembangunan dua bandara ini diharapkan dapat mendorong kemajuan pariwisata di kawasan tersebut, yang terkenal dengan keindahan alamnya.

Selain itu, proyek bandara lainnya, seperti Bandara Rokot Sipora di Mentawai, New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo, Bandara Ewer di Asmat, dan Bandara Komodo di Labuan Bajo, menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memperluas jangkauan pariwisata nasional. Kehadiran bandara-bandara ini dianggap penting untuk mendorong aksesibilitas masyarakat, serta memberikan dorongan bagi daerah yang mengandalkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan utama.

Antusiasme masyarakat terhadap pembangunan bandara baru tersebut terlihat signifikan, di mana mereka berharap bisa merasakan manfaat langsung dari kemudahan transportasi dan aksesibilitas yang lebih baik. Hal ini tidak hanya akan mendorong kunjungan wisatawan domestik tetapi juga meningkatkan angka kedatangan wisatawan mancanegara.

Berpindah ke sektor lain, pembangunan bendungan juga menjadi perhatian Jokowi melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dari total 61 unit bendungan yang ditargetkan dibangun, Jokowi berhasil merealisasikan 53 bendungan. Proyek ini telah memberikan manfaat signifikan dalam hal irigasi, dengan penambahan daerah irigasi premium seluas 396 ribu hektar serta tambahan air baku sebesar 52.000 liter/detik. Selain itu, proyek ini berpotensi menghasilkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) hingga 255 MW.

Dari tahun 2014 hingga 2024, PUPR juga telah menyelesaikan pembangunan bendung dan jaringan irigasi baru seluas 1,18 juta hektar, serta melakukan rehabilitasi terhadap jaringan irigasi eksisting seluas 4,38 juta hektar. Pembangunan bendungan ini tidak hanya memberikan keuntungan bagi sektor pertanian, tetapi juga berpotensi mendukung sektor pariwisata. Salah satu contohnya adalah Bendungan Waduk Karian di Kabupaten Lebak, Banten, yang diresmikan pada awal tahun 2024. Bendungan ini diharapkan dapat menumbuhkan sektor pariwisata di sekitarnya dan pada akhirnya mendorong pendapatan ekonomi masyarakat setempat.

Keberadaan flora dan fauna di sekitar Bendungan Karian menambah daya tarik wisatawan. Banyaknya populasi aneka jenis burung, kera ekor panjang, dan pepohonan yang rimbun membuat lokasi ini banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Dengan luas genangan mencapai 1.740 hektare dari total luas keseluruhan 2.170 hektare, Bendungan Karian diharapkan memenuhi kebutuhan irigasi dan menjadi salah satu destinasi wisata baru.

Volumenya yang mencapai 314,7 juta meter kubik menjadikan Bendungan Karian sebagai bendungan terbesar ketiga di Indonesia. Bendungan ini menempati peringkat di bawah Bendungan Jatiluhur di Kabupaten Purwakarta dan Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang. Keberadaan bendungan ini bukan sekadar untuk keperluan irigasi, tetapi juga dikelola dengan pendekatan pariwisata yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

Keberhasilan Jokowi dalam membangun infrastruktur bandara dan bendungan selama sepuluh tahun terakhir menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ekonomi berbasis pariwisata. Kebijakan ini sejalan dengan upaya menjadikan Indonesia sebagai tujuan wisata utama di kawasan Asia Tenggara. Penguatan aksesibilitas adalah faktor penting dalam membuka potensi wisata, dan proyek infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia di kancah global.

Dengan pembangunan infrastruktur yang terus berlanjut, diharapkan sektor pariwisata Indonesia dapat berkembang lebih pesat, membawa dampak positif bagi perekonomian lokal sehingga menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.Maraknya proyek infrastruktur ini juga diharapkan dapat menjadi modal penting bagi pemerintah untuk menjaga keberlanjutan pariwisata di tengah tantangan global.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button