Otomotif

10 Tahun Jokowi: Esemka Menghilang, Era Mobil Listrik Semakin Terbilang

Industri otomotif Indonesia memperingati satu dekade kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan latar belakang dua proyek yang menjadi sorotan: Esemka dan mobil listrik. Esemka, yang awalnya digembar-gemborkan sebagai mobil karya anak bangsa, kini terjebak dalam keraguan akan keberadaannya di pasar. Sementara itu, mobil listrik, yang merupakan bagian dari visi Jokowi untuk mendorong penggunaan energi ramah lingkungan, mulai mendapatkan perhatian lebih.

Esemka: Proyek yang Menjanjikan Namun Tak Konsisten

Esemka, yang sempat menjadi simbol kebanggaan nasional, didirikan sebagai wadah bagi anak-anak Indonesia untuk membuktikan kemampuan mereka dalam membuat mobil. Sejak awal, Jokowi yang menjabat sebagai Wali Kota Solo, memberikan dukungan kuat terhadap proyek ini. Esemka lahir dari komunitas yang memiliki visi yang sama dan berkembang menjadi badan usaha dengan izin untuk memproduksi delapan jenis kendaraan.

Namun, belakangan ini, keberadaan Esemka di jalan raya Indonesia terasa minim. Meskipun muncul di ajang pameran otomotif seperti IIMS 2023, banyak yang meragukan eksistensi nyata mobil ini. Terakhir kali mobil ini terdengar adalah saat memamerkan model listrik, Bima EV. Keberadaan model ini sempat mencuri perhatian, tetapi tidak menghilangkan stigma bahwa Esemka lebih menjadi ‘mobil gaib’ ketimbang produk riil yang dapat dilihat di jalan.

Kesamaan dengan Mobil Tiongkok

Terdapat juga kontroversi seputar desain Esemka Bima EV, yang dikatakan mirip dengan produk asal Tiongkok, Shineray X30LEV. Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi, Eddy Wirajaya, mengakui adanya kerja sama dengan Shineray, yang memunculkan pertanyaan tentang orisinalitas produk Esemka. Meskipun kedua kendaraan mempunyai perbedaan detail, kesamaan yang mencolok dalam penampilan akhirnya memicu keraguan di kalangan konsumen.

Esemka berkali-kali disebut-sebut tidak hadir dalam pameran otomotif besar di tahun ini, mengindikasikan bahwa dukungan dan minat terhadap kendaraan ini mulai memudar, meski mereka baru-baru ini berhasil menjual beberapa unit di pameran IIMS.

Mobil Listrik: Harapan Baru untuk Industri Otomotif

Di sisi lain, Jokowi juga mendorong pengembangan mobil listrik sebagai bagian dari transisi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Mobil listrik menjadi titik fokus baru dalam strategi pemerintah untuk menurunkan emisi karbon serta meningkatkan inovasi dalam industri otomotif. Penjualan mobil listrik global diperkirakan akan terus meningkat, dan Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang kaya untuk bahan baku baterai, berusaha untuk menjadi salah satu pemain kunci dalam industri ini.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa investasi di sektor mobil listrik terus meningkat, seiring dengan meningkatnya permintaan internasional untuk kendaraan ramah lingkungan. Pemerintah juga telah memberikan insentif bagi pabrikan mobil listrik yang berinvestasi di Indonesia, termasuk pengembangan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian listrik.

Perkembangan Esemka dan Tantangan Mobil Listrik

Meskipun terpuruk dengan Esemka, industri otomotif Indonesia tengah bergeliat dengan pengenalan berbagai model mobil listrik dari produsen lain. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran minat konsumen yang lebih mengarah kepada inovasi dan solusi yang berkelanjutan. Ketersediaan pilihan kendaraan yang ramah lingkungan di pasaran kian beragam, dan hal ini bisa menjadi tantangan tambahan bagi Esemka untuk dapat bersaing.

Jokowi mengencangkan upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai hub otomotif dengan mendorong riset dan perkembangan mobil elektrik yang berbasis lokal. Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk menyeimbangkan ekspor dan impor namun juga untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kemampuan industri dalam negeri.

Membangun Kepercayaan Konsumen

Dalam meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk lokal, penting bagi produsen seperti Esemka untuk berinovasi dan memastikan bahwa setiap kendaraan yang diproduksi memenuhi standar kualitas dan keselamatan. Masyarakat masih menunggu kehadiran kendaraan yang bukan hanya sekadar simbol nasionalisme, tetapi juga mampu bersaing secara global.

Beberapa tokoh publik, termasuk mantan Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan, sempat membagikan pengalaman positif mereka dengan membeli produk Esemka. Hal ini menunjukkan adanya dukungan bagi produk dalam negeri. Namun, untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih luas, Esemka perlu lebih aktif dalam pemasaran dan meningkatkan visibilitas produk di pasar.

Rencana Masa Depan

Ke depan, tantangan yang harus dihadapi tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari pesaing luar yang terus berinovasi dan mengembangkan teknologi kendaraan mereka. Esemka perlu mempertimbangkan langkah strategis dalam memperbaiki citra dan menembus pasar, sementara mobil listrik harus dipastikan siap untuk menghadapi tantangan logistik dan infrastruktur.

Satu dekade kepemimpinan Jokowi menjadi saksi perjalanan panjang industri otomotif Indonesia, di mana momentum kini terfokus pada kendaraan ramah lingkungan. Meski Esemka mungkin harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan tempat di benak konsumen, mobil listrik menawarkan secercah harapan untuk masa depan industri otomotif Indonesia menuju era baru yang lebih berkelanjutan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.

Artikel Terkait

Back to top button