Dunia

10 Tahun Diplomasi Indonesia: Peran Kunci Sebagai Agen Perdamaian Dunia

Setelah menghadapi berbagai tantangan global, termasuk pandemi Covid-19, dunia kini dihadapkan dengan sejumlah konflik yang berpotensi mengganggu stabilitas internasional. Di tengah situasi ini, Indonesia telah secara konsisten menunjukkan komitmennya sebagai agen perdamaian dunia di berbagai forum internasional. Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah aktif terlibat dalam usaha-usaha diplomasi untuk mencegah dan menyelesaikan konflik, menjadikannya salah satu aktor penting dalam menciptakan perdamaian global.

Komitmen Indonesia di PBB dan ASEAN menjadi salah satu tonggak penting dalam proses diplomasi ini. Pada Mei 2019, Indonesia menjabat sebagai presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam kapasitas tersebut, Indonesia mengangkat tema "Investing in Peace, Improving Safety and Performance of UN Peacekeeping" yang menunjukkan fokus negara ini dalam mendukung operasi pemeliharaan perdamaian PBB. Hal ini menjadi landasan bagi keterlibatan serius Indonesia dalam menghadapi berbagai krisis internasional.

Salah satu konteks utama yang menjadi sorotan adalah kudeta Myanmar pada tahun 2021. Setelah junta militer merebut kekuasaan dari pemerintah sipil, Indonesia segera mengambil inisiatif dengan menggelar pertemuan darurat para pemimpin ASEAN di Jakarta. Pertemuan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo itu menghasilkan Konsensus 5 Poin (5PC) yang mencakup serangkaian langkah penting, antara lain pengiriman bantuan kemanusiaan dan penghentian aksi kekerasan. Meskipun implementasi dari kesepakatan ini belum sepenuhnya terlihat hingga saat ini, langkah-langkah yang diambil Indonesia menunjukkan upaya keras untuk mengatasi krisis tersebut.

Di bawah kepemimpinannya sebagai ketua ASEAN pada 2023, Indonesia memperkenalkan TROIKA, yang merupakan kolaborasi antara ketua ASEAN sebelumnya, saat ini, dan yang akan datang. Melalui inisiatif ini, Indonesia berupaya melanjutkan kerja yang telah dilakukan oleh pemimpin ASEAN sebelumnya, termasuk mengadakan pertemuan dengan perwakilan Myanmar yang sebelumnya absen dari forum ASEAN. Hal ini menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam mempertahankan stabilitas di kawasan sekaligus mengakui pentingnya dialog antar anggota ASEAN.

Ketika invasi Rusia ke Ukraina mengguncang dunia pada tahun 2022, Indonesia bertindak sebagai mediator yang aktif. Dalam upaya untuk menjaga dialog, RI berhasil mengundang Rusia dan Ukraina untuk hadir dalam forum G20 di Bali, di mana Ukraina diberikan kesempatan untuk berbicara meski tidak menjadi anggota G20. Ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi diplomatik Indonesia di hadapan negara-negara besar. Presiden Joko Widodo juga melaksanakan kunjungan bersejarah ke kedua negara tersebut, menjadi presiden Asia pertama yang melakukan hal ini. Kunjungan Jokowi dilatari oleh keinginannya untuk mengedepankan misi damai dan mengajak kedua negara untuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah.

Perang Gaza yang dimulai oleh serangan Hamas ke Israel pada Oktober 2023 juga menarik perhatian dunia internasional. Korban jiwa terus berjatuhan dengan jumlah kematian yang melampaui 42 ribu, mayoritasnya adalah anak-anak dan perempuan. Dalam konteks ini, Indonesia tetap berpegang pada posisinya yang solid mengenai Palestina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan "Palestina selalu ada di jantung politik luar negeri Indonesia," merujuk pada dukungan Indonesia yang konsisten untuk kemerdekaan Palestina. Retno menekankan bahwa Indonesia akan terus menggalang dukungan bagi Palestina di berbagai forum internasional, termasuk di Mahkamah Internasional.

Dari penanganan kudeta Myanmar, mediasi konflik Rusia-Ukraina, hingga dukungannya kepada Palestina, Indonesia telah menunjukkan dedikasinya dalam diplomasi perdamaian. Dalam semua usaha ini, pemerintah Indonesia tidak hanya mengandalkan diplomasi multilateral, tetapi juga memperkuat kerjasama dengan berbagai negara dan organisasi lain di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya ingin dipandang sebagai aktor pasif, tetapi sebagai rakan yang berkomitmen aktif untuk menciptakan dunia yang stabil dan damai.

Meskipun tantangan dalam proses mencapai perdamaian masih ada, upaya Indonesia dalam berperan aktif di forum-forum internasional mencerminkan prinsip-prinsip dasar dari politik luar negeri negara ini, yakni bebas-aktif dan berorientasi pada perdamaian. Dalam konteks ini, penting bagi Indonesia untuk terus memperkuat perannya di dalam dan luar negeri agar dapat lebih efektif dalam mencegah konflik dan menciptakan stabilitas global. Tindakan ini tidak hanya penting bagi Indonesia, tetapi juga bagi masyarakat internasional yang ingin melihat dunia yang lebih damai.

Melalui semua langkah yang diambil selama dekade terakhir, Indonesia semakin mengukuhkan posisinya sebagai agen perdamaian di dunia. Diplomasi yang aktif, penegakan prinsip-prinsip kemanusiaan, dan komitmen terhadap multilateralisme merupakan pilar-pilar penting yang akan terus mendukung peran Indonesia di panggung internasional. Keterlibatan yang proaktif ini, ditunjang dengan kebijakan luar negeri yang konsisten, diharapkan dapat memberikan kontribusi berarti dalam menciptakan perdamaian global yang berkelanjutan.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button