Glaukoma adalah kondisi mata yang serius dan bisa berujung pada kebutaan jika tidak ditangani dengan tepat. Menurut Dr. Anita Sethi, Principal Director dan Kepala Departemen Oftalmologi di Max Multi Speciality Centre, penting bagi semua individu untuk mengetahui tanda-tanda peringatan dini dan melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Memahami dan mengenali sepuluh risiko tinggi glaukoma dapat membantu dalam menjaga kesehatan penglihatan.
Kacamata baca sejak dini menjadi salah satu indikator awal glaukoma. Umumnya, orang mulai membutuhkan kacamata baca di usia antara 40 hingga 45 tahun. Namun, ada kemungkinan Anda memerlukannya lebih cepat jika Anda memiliki predisposisi terhadap glaukoma. Kacamata baca mungkin terlihat sepele, tetapi dapat menjadi tanda awal yang menggambarkan adanya masalah yang lebih besar.
Selanjutnya, perubahan minus atau plus terlalu cepat dalam resep kacamata juga perlu diwaspadai. Meskipun umumnya resep kacamata berubah sekali dalam setahun, jika perubahan itu terjadi secara signifikan dan cepat, ini bisa menjadi indikasi adanya risiko glaukoma. Pemantauan yang cermat terhadap perubahan ini sangat dianjurkan.
Riwayat keluarga glaukoma adalah faktor risiko lainnya. Glaukoma cenderung diturunkan dalam keluarga, sehingga jika ada anggota keluarga yang menderita kondisi ini, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama setelah mencapai usia 40 tahun.
Diabetes juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap risiko glaukoma. Jika Anda adalah penderita diabetes atau memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur. Keterkaitan antara diabetes dan glaukoma menunjukkan bahwa pengelolaan kesehatan secara menyeluruh dapat membantu dalam deteksi dini kondisi mata ini.
Kondisi nyeri dan kemerahan pada mata mungkin juga menjadi tanda glaukoma. Meskipun tidak spesifik, gejala ini sebaiknya tidak diabaikan. Apabila Anda mengalami gejala ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata guna memastikan diagnosis yang tepat.
Selain itu, melihat lingkaran cahaya berwarna di sekitar lampu—terutama saat malam hari—juga dapat menjadi gejala glaukoma. Rasa melihat warna pelangi di sekitar sumber cahaya bisa terkait dengan beberapa kondisi mata lainnya, termasuk katarak. Kunjungan ke dokter mata diperlukan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Tekanan mata tinggi sering kali terdeteksi selama pemeriksaan rutin dan biasanya tidak disertai rasa sakit. Memeriksa tekanan mata secara teratur sangatlah penting, karena dapat memberikan petunjuk awal mengenai kemungkinan adanya masalah lebih serius, termasuk glaukoma.
Penglihatan kabur tanpa rasa sakit dapat mengindikasikan berbagai penyakit mata, termasuk glaukoma. Jika Anda mengalami hal ini, terutama jika memiliki faktor predisposisi seperti riwayat keluarga atau diabetes, perlu segera berkonsultasi dengan profesional medis.
Penting untuk diketahui juga bahwa penggunaan steroid, baik secara oral maupun dalam bentuk obat tetes mata, dapat meningkatkan risiko glaukoma. Bagi mereka yang menjalani terapi ini, pemeriksaan mata secara rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi potensi dampak negatif dari penggunaan steroid terhadap kesehatan mata.
Terakhir, usia memainkan peran signifikan dalam risiko glaukoma. Siapa pun yang berusia di atas 40 tahun harus lebih waspada terhadap tanda-tanda yang telah disebutkan di atas dan memprioritaskan pemeriksaan mata secara teratur. Usia bukan hanya sekedar angka; ini adalah saat di mana risiko suatu kondisi, termasuk glaukoma, meningkat secara signifikan.
Dengan memahami dan mengenali sepuluh risiko tinggi glaukoma ini, kita dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi penglihatan. Pemeriksaan mata secara teratur dan kesadaran akan tanda-tanda peringatan dini adalah kunci dalam mendeteksi glaukoma sejak awal, sehingga intervensi yang tepat dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mata. Bagi setiap individu, sadar akan risiko dan pentingnya pemeriksaan mata adalah langkah awal yang signifikan dalam mencegah kebutaan akibat glaukoma.