Tugas TNI menjaga perbatasan Papua ternyata berjalan beriringan dengan pendekatan yang humanis melalui komunikasi sosial (komsos) di beberapa daerah. Salah satu contohnya terjadi di Pos Wuloni, Distrik Ilaga, Papua, yang dilaksanakan oleh Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) Raider 323/Buaya Putih Kostrad. Satgas ini merupakan bagian dari Komando Operasi HABEMA yang bertugas di wilayah tersebut.
Panglima HABEMA, Brigjen TNI Lucky Avianto, dalam keterangan tertulisnya pada 26 September 2024, menyatakan bahwa inisiatif Satgas Yonif 323 Kostrad untuk melaksanakan komsos dengan masyarakat di Kampung Wuloni merupakan suatu bentuk pelaksanaan tugas TNI dalam menjalin komunikasi sosial yang inklusif dengan semua pihak yang ada di daerah tugas. Hal ini mencerminkan respons positif TNI terhadap kebutuhan masyarakat di sekitar mereka sekaligus memperkuat tali silaturahmi antara tentara dan warga sipil.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, interaksi dilakukan dengan mengutamakan aspek keamanan selama berlangsungnya komsos. Menurut Brigjen Lucky, hal ini sangat penting guna mendukung upaya percepatan pembangunan di wilayah Papua. Dengan pendekatan ini, TNI berusaha untuk membersihkan citra mereka dan meningkatkan hubungan dengan warga lokal, serta menjawab berbagai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat.
Komandan Satgas Yonif 323 Kostrad, Letkol Inf Tri Wiratno, juga mengungkapkan urgensi dari kegiatan komsos ini. Menurutnya, interaksi ini bertujuan untuk memberikan perhatian lebih kepada kebutuhan dasar masyarakat di sekitar Pos Wuloni. Melalui komunikasi langsung dengan warga, mereka dapat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat lokal.
Kegiatan ini berlangsung ketika Tim Patroli Satgas Yonif 323 Kostrad melewati Kampung Wuloni. Dalam interaksi tersebut, tidak hanya berbicara mengenai kebutuhan masyarakat, tetapi juga mendiskusikan perkembangan situasi keamanan di wilayah tersebut. Warga menyatakan bahwa situasi keamanan di Kampung Wuloni saat ini relatif aman dan kondusif. Hal ini tentu menandakan perubahan positif dalam interaksi antara TNI dan masyarakat.
Respons positif dari warga juga terlihat dalam ucapan terima kasih yang disampaikan oleh salah satu warga, Zakaria Murib. “Terima kasih Komandan 323. Tuhan memberkati,” ungkapnya, menunjukkan apresiasi tinggi terhadap kehadiran dan perhatian dari personel TNI tersebut. Ucapan ini mencerminkan harapan dan dukungan masyarakat terhadap keberadaan TNI di Papua.
Dengan pendekatan humanis seperti ini, TNI berharap dapat membangun kepercayaan dari masyarakat, yang sangat penting dalam rangka menjaga stabilitas keamanan dan kenyamanan di wilayah Papua. Di saat yang sama, program-program pembangunan yang direncanakan dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat.
Pendekatan yang humanis ini merupakan langkah strategis yang diambil oleh TNI dalam memperkuat kerjasama dan kolaborasi dengan masyarakat. Kegiatan komunikasi sosial ini tidak hanya berdampak pada keamanan, tetapi juga membangun hubungan yang baik antara tentara dan masyarakat, yang pada akhirnya akan memperkuat kedaulatan negara di daerah perbatasan.
Kesadaran dan tanggung jawab dalam membangun hubungan sosial ini semakin penting di Papua, sebuah wilayah yang dikenal dengan kekayaan budaya dan tantangannya sendiri. TNI berperan sebagai penghubung dan fasilitator dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada, sambil tetap menjaga tugas utama mereka dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
Kedominasian dialog yang dibangun melalui komsos ini, diharapkan dapat memperkaya pemahaman di antara kedua belah pihak, serta menggali potensi kerjasama yang lebih luas di masa yang akan datang. Dalam konteks yang lebih luas, keberhasilan pendekatan humanis TNI di Papua menjadi contoh bahwa militer juga memiliki peran penting dalam pembangunan sosial, bukan hanya sebagai penjaga keamanan.
Dari semua informasi yang disampaikan, terlihat jelas bahwa TNI berupaya untuk tidak hanya menjadi alat penegakan hukum, tetapi juga menjadi partner bagi masyarakat dalam menjawab tantangan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik. Di masa depan, pendekatan serupa dapat menjadi model bagi operasi militer lainnya di daerah rawan konflik di Indonesia.
Melalui upaya-upaya ini, diharapkan tercipta stabilitas dan kedamaian yang lebih berkelanjutan, sehingga masyarakat dapat hidup dengan tenang dan sejahtera. Ini adalah langkah penting untuk membangun masa depan Papua yang lebih baik, dan penting bagi semua pihak untuk berkontribusi dalam menciptakan kondisi tersebut.