
Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menegaskan pentingnya akses bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza dan mengecam kekerasan yang menghalangi upaya tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh Xinhua pada 14 Oktober 2024, Wang menyebutkan bahwa bencana kemanusiaan yang melanda Gaza tidak bisa dibiarkan berlanjut dan bahwa melawan kekerasan dengan kekerasan tidak dapat menyelesaikan kekhawatiran yang sah dari semua pihak.
Wang menyampaikan pandangannya tersebut dalam sebuah pembicaraan dengan Menlu Israel, Israel Katz. Ia menyerukan untuk segera melakukan gencatan senjata yang lengkap dan permanen di Gaza serta mendesak agar semua sandera yang ditahan oleh kelompok pejuang Palestina, Hamas, segera dibebaskan. Tiongkok mendorong semua pihak untuk bertindak dengan hati-hati guna menghindari terjadinya kekacauan lebih lanjut, terutama di tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran. Menurut Wang, konflik yang sedang berlangsung tidak menguntungkan siapa pun.
Pernyataan Wang juga sejalan dengan seruan yang disampaikan oleh Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris. Harris menegaskan perlunya aliran bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza dan mendesak agar Israel berupaya lebih keras untuk memastikan akses tersebut. Dalam berbagai unggahannya di media sosial, Harris menyampaikan bahwa PBB melaporkan tidak ada makanan yang masuk ke Gaza utara dalam hampir dua minggu, yang menunjukkan krisis kemanusiaan yang semakin buruk.
"Warga sipil perlu dilindungi dan dipastikan aksesnya ke sumber daya penting seperti makanan, air, dan pasokan medis," tulis Harris. Dilaporkan, situasi di Gaza semakin kritis dengan banyaknya warga sipil yang terjebak dalam pertempuran, sehingga akses terhadap barang-barang kebutuhan dasar sangat terbatas.
Bencana kemanusiaan di Gaza dipicu oleh ketegangan yang berkepanjangan antara Israel dan kelompok-kelompok Palestina, yang meningkat menjadi konflik bersenjata. Wang Yi merujuk pada perlunya penyelesaian damai yang berfokus pada dialog untuk mencapai resolusi yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok berkomitmen untuk terlibat dalam diplomasi internasional yang bertujuan menurunkan ketegangan di wilayah tersebut.
Pentingnya bantuan kemanusiaan ditekankan oleh berbagai organisasi internasional yang kini berjuang untuk mengirimkan sumber daya ke kawasan yang terkena dampak. Namun, bila situasi tetap tidak stabil, akan berpotensi menghambat semua upaya yang bertujuan menyelamatkan nyawa mereka yang terjebak di dalam konflik.
Dalam konteks ini, pernyataan Wang Yi sekaligus menunjukkan posisi Tiongkok sebagai negara yang berupaya untuk menjembatani perdamaian. Tiongkok mengharapkan partisipasi aktif dari komunitas internasional untuk mendorong gencatan senjata dan memastikan bahwa kebutuhan dasar warga sipil di Gaza dapat terpenuhi. Potensi kerjasama dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ini juga menjadi fokus bagi negara-negara lain termasuk AS dan sekutu-sekutunya yang tidak mau melihat situasi di Gaza semakin memburuk.
Sejalan dengan pandangan tersebut, banyak pihak, termasuk organisasi non-pemerintah dan aktivis hak asasi manusia, mendesak pemimpin dunia untuk lebih memperhatikan situasi di Gaza. Akses ke makanan, air bersih, dan layanan medis dianggap krusial untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban di kalangan warga sipil. Dengan berbagai laporan tentang kondisi yang mengkhawatirkan, sektor internasional diharapkan bersatu dalam memfasilitasi bantuan di lapangan.
Sebagai bagian dari upaya memperkuat kerjasama internasional, pernyataan Wang Yi juga menekankan pentingnya dialog dan kesepakatan diplomatik untuk menyelesaikan akar masalah yang menyebabkan konflik berulang antara Israel dan Palestina. Tiongkok ingin berkontribusi positif dalam mencari solusi yang adil dan berkelanjutan untuk semua pihak yang terlibat.
Namun, di tengah seruan untuk kemanusiaan tersebut, keadaan di Gaza masih sangat rentan. Banyak orang tidak memiliki akses yang cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari akibat blokade yang diberlakukan. Keberadaan dan kekuatan yang berpengaruh, baik itu kelompok militan di Gaza maupun pertahanan militer Israel, menciptakan kompleksitas yang mempersulit upaya pasokan bantuan.
Masyarakat internasional terus mengikuti perkembangan situasi ini dengan harapan bahwa semua pihak bisa menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk keadaan. Keterlibatan aktif dalam memberikan bantuan kepada mereka yang terjebak dalam konflik menjadi hal yang utama dan harus diprioritaskan oleh semua negara.
Perkembangan selanjutnya dalam hal gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan akan sangat menentukan kesejahteraan warga sipil yang saat ini berada dalam kondisi kritis. Keseimbangan dalam penyampaian bantuan, serta upaya untuk meredakan ketegangan politik di kawasan diharapkan dapat menjadi langkah yang membawa harapan bagi masa depan yang lebih baik di Jalur Gaza dan sekitarnya.