Yayasan JHL Merah Putih Kasih (YMPK) meluncurkan sebuah inisiatif ambisius untuk mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan dalam lima tahun ke depan. Program ini bertujuan untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai swasembada pangan, sejalan dengan pernyataan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Untuk mendukung program tersebut, YMPK menggandeng sejumlah restoran, hotel, serta supermarket, yang bersedia membeli hasil pertanian lokal dari petani.
Nota Kesepahaman (MoU) telah ditandatangani antara YMPK dan sejumlah pelaku usaha, termasuk jaringan supermarket Grand Lucky dan Angke Jaya Resto, serta klub sepak bola Dewa United. MoU ini ditandatangani di kebun sayur yang dikelola oleh YMPK di Pakancilan, Megamendung, Kabupaten Bogor. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan simbiosis mutualisme antara petani yang memproduksi sayuran segar dan pelaku usaha yang akan membeli hasil tersebut.
Ketua Dewan Pembina YMPK, Jerry Hermawan Lo, menekankan pentingnya kerja sama ini untuk memastikan hasil pertanian terserap dengan baik di pasar. “Kerja sama dengan para tenant ini sangat diperlukan, agar sayuran segar yang dihasilkan para petani bisa terserap. Dengan begitu, simbiosis mutualisme antara penyedia dan pembeli sayuran pascapanen dapat terjamin,” ujarnya.
Keunikan dari kerja sama ini adalah bahwa YMPK memberikan kebebasan kepada para pelaku usaha dalam menentukan harga pembelian sayuran segar. Jerry berharap harga yang ditetapkan akan sejalan dengan komitmen untuk mendukung program pencetakan sarjana. Selain menjalin kerjasama dalam sektor pertanian, YMPK juga berencana membuka peluang kerjasama lainnya untuk mendukung program tersebut.
Jerry mengakui bahwa tantangan dalam mencapai kemandirian pangan Indonesia sangat besar, terutama karena banyak anak muda yang enggan berprofesi sebagai petani. Ia mencatat bahwa meskipun Indonesia memiliki kekayaan alam dan lahan subur, lahan-lahan tersebut belum dikelola dengan baik. “Sayang, lahan yang sangat luas ini belum digarap dengan baik. Bahkan, salah dalam mengelolanya,” ungkapnya.
YMPK berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian. Sebelumnya, YMPK sudah menandatangani MoU dengan Markas Besar TNI Angkatan Darat untuk mencetak 1.000 sarjana pertanian dan peternakan. Upaya ini diharapkan bisa menarik lulusan SMP dari seluruh Indonesia untuk bergabung dengan SMK yang akan dibuka pada tahun 2025. Setiap tahun, 40 siswa akan direkrut, dengan total 120 siswa dalam waktu tiga tahun. Pendidikan di SMK tersebut tidak dikenakan biaya, sehingga bisa diakses oleh semua kalangan.
Setelah menempuh pendidikan di SMK, siswa berprestasi akan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi melalui beasiswa. “Kami tekankan kepada semua penerima beasiswa, setelah menyelesaikan pendidikan harus memiliki komitmen kuat untuk mengabdikan diri pada sektor pertanian atau peternakan, di mana pun di seluruh Indonesia,” jelas Jerry.
YMPK juga berinovasi dalam mencari sumber dana untuk mendukung program pendidikan ini. Pendapatan dari penjualan sayuran segar yang dihasilkan di lahan seluas enam hektare di Megamendung akan sepenuhnya digunakan untuk membiayai pendidikan siswa. Program penanaman sayuran sudah dimulai dan hasilnya sudah mulai terlihat. Jerry menyebutkan bahwa mereka memulai dengan menanam sayuran sederhana seperti caisim, kailan, tomat, dan terong.
Jerry menekankan bahwa ada beberapa faktor yang diperlukan untuk memperkuat pengelolaan swasembada pangan di Indonesia. Di antaranya adalah pemanfaatan sumber daya alam yang optimal, pembangunan infrastruktur yang memadai, penegakan hukum yang konsisten, pengembangan sumber daya manusia, serta keterlibatan investor. Ia menekankan pentingnya peran investor untuk membantu mengoptimalkan lahan pertanian di berbagai daerah agar masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan melalui pertanian.
Keterlibatan berbagai pelaku usaha juga menunjukkan antusiasme dalam mendukung program ini. Beberapa pengusaha bahkan telah mengajukan diri untuk terlibat dalam program pencetakan 1.000 sarjana pertanian, dengan menawarkan lahan mereka untuk dikelola. “Bersyukur, sudah banyak pengusaha yang menghubungi saya, tertarik untuk ikut serta dalam program mencetak 1.000 sarjana pertanian,” tuturnya.
Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pencetakan lulusan yang terampil di bidang pertanian, tetapi juga berupaya untuk merubah citra petani di masyarakat. Jerry berharap dengan adanya program ini, diharapkan minat generasi muda terhadap profesi petani akan meningkat, sehingga semakin banyak anak muda yang mau berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.
Seiring berjalannya program ini, YMPK berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat luas. Dengan kolaborasi berbagai pihak dan dukungan pendidikan yang memadai, diharapkan tumbuhnya generasi muda yang tidak hanya terampil bertani tetapi juga siap menghadapi tantangan industri pertanian di masa depan. Inisiatif ini merupakan langkah penting menuju kemandirian pangan yang diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pangan domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.