Otomotif

Mercedes Benz Resmi Hengkang dari Kerja Sama Patungan dengan BYD, Apa Penyebabnya?

Mercedes Benz, salah satu produsen mobil premium ternama asal Jerman, telah memutuskan untuk hengkang dari perusahaan patungan yang didirikan bersama raksasa otomotif China, BYD, yakni Denza. Keputusan ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara Eropa dan China yang semakin memanas, serta perubahan dinamika pasar kendaraan listrik global.

Awal Mula Kemitraan
Perusahaan patungan Denza didirikan pada tahun 2011 oleh Mercedes Benz dan BYD, dengan masing-masing perusahaan memiliki 50% porsi saham. Denza merupakan sub-brand yang fokus pada pengembangan dan pemasaran kendaraan listrik premium. Selama lebih dari satu dekade, kedua perusahaan bekerja sama dalam menghadirkan model-model inovatif yang menyasar segmen konsumen yang menginginkan kendaraan listrik berkelas. Namun, pada tahun 2021, Mercedes Benz melakukan pengurangan kepemilikan sahamnya menjadi hanya 10% setelah mencatatkan kinerja penjualan yang buruk.

Akuisisi oleh BYD
Dengan hengkangnya Mercedes Benz, BYD kini telah mengakuisisi sisa 10% saham yang dimiliki oleh perusahaan asal Jerman tersebut. Akibatnya, BYD kini memiliki kendali penuh atas merek Denza. Langkah ini dipandang sebagai strategi BYD untuk memperkuat posisinya di pasar kendaraan listrik premium yang sedang berkembang pesat di China, di mana masyarakat semakin beralih ke kendaraan listrik sebagai solusi transportasi ramah lingkungan.

Dinamika Perdagangan Global
Keputusan Mercedes Benz untuk keluar dari usaha patungan ini juga dipicu oleh perkembangan ketegangan perdagangan yang intens antara Eropa dan China. Uni Eropa rencananya akan memberlakukan tarif bea masuk tinggi sebesar 35,3% untuk kendaraan listrik dari China, yang direncanakan diumumkan setelah pemungutan suara pada 25 September 2024. Langkah ini bertujuan untuk melindungi produsen kendaraan listrik lokal sekaligus menanggapi kekhawatiran tentang lonjakan eksport kendaraan listrik dari Tiongkok yang dianggap dapat merugikan industri otomotif Eropa.

Kinerja dan Popularitas Denza
Sejak BYD menguasai mayoritas saham, Denza telah mengatur ulang strategi perusahaan dan berhasil kembali meraih popularitas di pasar kendaraan listrik premium. Salah satu produk unggulannya, minivan D9, telah mencatatkan penjualan yang signifikan dan menjadi terlaris di kategori minivan mewah pada tahun 2023. Kesuksesan produk ini menunjukkan bahwa Denza mampu bersaing di tengah kompetisi ketat di pasar kendaraan listrik, yang didominasi oleh berbagai merek lokal dan asing.

Peluncuran Model Baru
Denza juga berencana untuk meluncurkan model terbaru, Z9GT, yang diharapkan dapat menarik perhatian lebih banyak konsumen di pasar kendaraan listrik premium. Model ini diperkirakan akan dihargai sekitar US$47.900 atau setara dengan Rp742,45 juta (berdasarkan asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS). Peluncuran produk-produk baru ini diharapkan dapat memperluas portofolio Denza dan meningkatkan pangsa pasarnya.

Persaingan yang Kian Sengit
Dengan semakin banyaknya produsen lokal yang merambah segmen kendaraan listrik, pasar otomotif China menjadi sangat kompetitif. BYD, dengan akuisisi penuh atas Denza, kini memiliki keleluasaan dalam mengembangkan strategi produksinya sesuai dengan selera pasar lokal. Merek ini dapat lebih fokus dalam menciptakan inovasi serta menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen domestik.

Tantangan di Pasar Internasional
Meski BYD kini memiliki kontrol penuh atas Denza, perusahaan tetap harus mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang mungkin timbul di pasar internasional. Tekanan dari Uni Eropa dengan rencananya untuk mengenakan tarif bea masuk yang tinggi dapat menghambat akses kendaraan listrik dari Tiongkok ke pasar Eropa. Hal ini menuntut BYD untuk mengembangkan strategi yang lebih adaptif dan inovatif dalam menghadapi regulasi yang semakin ketat di berbagai negara.

Impak Terhadap Industri Otomotif Global
Keputusan Mercedes Benz untuk keluar dari usaha patungan dengan BYD mencerminkan perubahan besar dalam dinamika industri otomotif global. Dengan beralihnya fokus banyak perusahaan otomotif ke arah kendaraan listrik, para produsen yang tidak mampu beradaptasi dengan cepat akan menghadapi konsekuensi serius. Hal ini bisa menjadi sinyal bahwa kolaborasi antar perusahaan otomotif, baik dari Barat maupun Timur, sedang diuji oleh kekuatan pasar dan kebijakan pemerintah.

Kesimpulan
Keberhasilan BYD menguasai Denza menunjukkan kekuatan dan dominasi perusahaan ini di pasar kendaraan listrik, sedangkan keputusan Mercedes Benz mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan otomotif di tengah ketegangan perdagangan global. Masa depan pasar kendaraan listrik akan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan-perusahaan ini untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan tantangan yang terus berkembang. Dengan kendali penuh atas Denza, BYD kini memiliki kesempatan untuk memimpin di segmen kendaraan listrik premium, mengingat tren pertumbuhan yang pesat di sektor ini.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button