Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) yang akan datang di Indonesia diramal mengalami penurunan pertumbuhan dibandingkan tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh inflasi yang tinggi dan daya beli masyarakat yang semakin menyusut. Para pelaku e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Blibli bersiap untuk menghadapi tantangan ini dengan merancang berbagai strategi promosi yang lebih menarik.
Daya Beli Masyarakat Tertekan
Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkapkan bahwa pertumbuhan transaksi belanja online pada Desember 2024 diperkirakan hanya akan mencapai angka 22-23%. Ini adalah penurunan dari pertumbuhan 23,7% yang tercatat pada tahun sebelumnya. Huda menekankan bahwa tekanan terhadap daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor yang meredupkan gairah belanja. Ia menyatakan, “Salah satu indikator pemicunya perlambatan konsumsi rumah tangga,” menegaskan bahwa masyarakat kini lebih berhemat dalam berbelanja.
Perubahan Pola Belanja
Dalam konteks ini, Huda mengamati bahwa produk dengan harga tinggi, seperti elektronik, diperkirakan akan mengalami penurunan penjualan yang lebih signifikan. Sementara, kategori produk fashion dan kecantikan masih diprediksi akan bertahan dengan performa yang cukup baik. Hal ini menunjukkan adanya perubahan pola belanja di mana konsumen cenderung lebih selektif dan memilih produk yang lebih terjangkau.
Upaya Platform E-Commerce
Menghadapi tantangan ini, platform e-commerce seperti Tokopedia memusatkan perhatian pada kampanye promosi dan diskon yang agresif. Aditia Grasio Nelwan, Head of Communications Tokopedia dan TikTok E-commerce, mengonfirmasi bahwa mereka telah menyiapkan berbagai kampanye untuk menarik minat masyarakat, seperti "Promo Guncang" yang menawarkan diskon hingga 90% dan flash sale dengan harga terjangkau. Aditia menambahkan, “Kami sangat mengapresiasi tingginya animo masyarakat dalam berbelanja di Tokopedia dan ShopTokopedia khususnya saat momen tanggal kembar.”
Data dan Proyeksi
Lebih lanjut, lembaga riset Compas.co.id memproyeksikan bahwa meskipun ada tantangan, nilai transaksi Harbolnas untuk sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) masih akan tumbuh signifikan, diprediksi mencapai Rp6,7 triliun. Ini menunjukkan pertumbuhan sebanyak 25,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Kategori perawatan dan kecantikan juga diperkirakan akan menikmati peningkatan yang signifikan, dengan kenaikan 23,4% menjadi Rp3,7 triliun.
Kenaikan Penjualan Kategori Tertentu
Narendrata, Co-founder & CEO Compas.co.id, menyatakan bahwa kategori makanan, ibu dan bayi diprediksi akan mengalami kenaikan yang sangat baik. Kenaikan diperkirakan masing-masing sebesar 32,4% dan 44,3%. Ini adalah kabar baik bagi para pelaku industri FMCG, yang mungkin bisa merasakan dampak positif dari meningkatnya minat belanja produk kebutuhan sehari-hari oleh konsumen.
Pentingnya Keamanan Data
Di sisi lain, aspek keamanan data juga menjadi perhatian utama. Huda menjelaskan pentingnya perlindungan data pelanggan, terutama saat berlangsungnya Harbolnas. Keamanan siber harus menjadi prioritas bagi semua platform e-commerce, karena kegagalan untuk melindungi informasi konsumen dapat mengarah pada konsekuensi serius.
Promosi untuk Masyarakat Berhemat
Berbagai kampanye promosi yang diinisiasi oleh platform e-commerce diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan produk dengan harga terjangkau. Contoh nyata adalah kampanye Beli Lokal yang dicanangkan untuk mendorong produk lokal masuk ke dalam pasar. Tokopedia juga berupaya memberikan pengalaman berbelanja yang lebih baik melalui berbagai promosi dan penawaran menarik.
Tingginya Animo terhadap Kecantikan
Riset menunjukkan bahwa kategori perawatan wajah menjadi salah satu yang paling laris pada Harbolnas tahun lalu, dengan peningkatan penjualan sebesar 37%. Selain itu, penjualan paket kecantikan meningkat 60%, menunjukkan bahwa ada permintaan yang signifikan untuk produk-produk tersebut dalam bentuk paket bundling.
Rangkuman Pertumbuhan di Sektor FMCG
Sektor FMCG dalam e-commerce Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan yang positif meskipun dalam suasana konsumen yang lebih berhemat. Dengan strategi yang tepat, penyampaian promosi yang menarik, dan fokus pada produk-produk yang tetap dicari, seperti fashion dan kebutuhan sehari-hari, para pelaku e-commerce memiliki kesempatan untuk mendongkrak penjualan mereka selama Harbolnas tahun ini.
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, baik dari sisi ekonomi maupun perubahan pola belanja, Harbolnas tahun ini akan menjadi ujian bagi perusahaan-perusahaan e-commerce dalam memberikan penawaran yang tidak hanya menarik tetapi juga relevan dengan kondisi yang ada. Dalam masa ketidakpastian ini, kreativitas dalam pemasaran dan strategi yang adaptif akan menjadi kunci bagi keberhasilan platform e-commerce dalam menyambut momen belanja yang selalu dinanti ini.