Pengamat gawai memperkirakan bahwa penjualan iPhone 16 series dapat memberikan dorongan signifikan bagi pertumbuhan Apple hingga akhir tahun. Dengan berbagai penawaran kredit yang tersedia, meskipun daya beli masyarakat saat ini tengah melandai, iPhone 16 diprediksi tetap bisa menarik perhatian pasar Indonesia. Herry SW, seorang pengamat gawai, menjelaskan bahwa meski secara umum daya beli masyarakat menurun, kalangan yang menjadi target iPhone mungkin tidak terlalu terpengaruh. “Ada aneka penawaran kredit dari perbankan maupun lembaga pembiayaan yang bisa memudahkan konsumen untuk membeli iPhone,” tuturnya, menjelaskan optimisme terhadap penjualan produk terbaru Apple ini.
Meskipun outlook positif untuk penjualan iPhone 16, Herry menegaskan bahwa mencetak penjualan yang lebih besar dari Samsung di pasar global maupun Indonesia adalah hal yang mustahil. Samsung saat ini memegang kendali sebagai raja smartphone, baik secara global maupun di pasar domestik. “Menyalip Samsung di Indonesia, mustahil. Menyalip di global, sulit,” papar Herry. Hal ini disebabkan oleh pangsa pasar Samsung yang tersebar merata antara berbagai kelas produk, mulai dari entry level hingga flagship.
Herry menambahkan bahwa Samsung memiliki volume penjualan unit smartphone yang jauh lebih tinggi, terutama dalam kategori ponsel kelas entry level dan menengah. Di sisi lain, Apple hanya fokus pada pasar kelas atas, di mana penjualan iPhone yang lebih tersegmentasi berakibat pada volume unit yang lebih rendah. “Hanya ada sedikit sumbangsih dari tipe lama yang bisa dikategorikan sebagai kelas menengah-atas,” kata Herry, menjelaskan posisi Apple yang cenderung lebih premium.
Meski demikian, penjualan iPhone 16 series masih diprediksi akan baik di kalangan konsumen. Menurut pengamat, daya tarik utama dari iPhone 16 bukan hanya terletak pada spesifikasinya, tapi juga pada faktor gaya hidup. “Konsumen membeli iPhone terbaru agar tidak dipandang ketinggalan,” imbuhnya, menekankan kebutuhan sosial yang mendorong pembelian.
Data dari International Data Corporation (IDC) mengungkapkan bahwa pada kuartal II tahun 2024, Samsung memimpin dengan pangsa pengiriman sebesar 18,9%. Kinerja kuat ini didukung oleh fokus strategis perusahaan pada produk unggulannya serta implementasi teknologi AI yang efektif. Sedangkan Apple, dengan pangsa 15,8%, menempati posisi kedua berkat peningkatan penjualan di China dan kawasan-kawasan utama lainnya.
IDG melaporkan bahwa kedua perusahaan ini mengalami pertumbuhan moderat dari tahun ke tahun. Xiaomi mengambil posisi ketiga dengan pangsa 14,8%, diikuti oleh Vivo dan Oppo masing-masing dengan pangsa pasar 9,1% dan 9,0%. Kinerja Xiaomi dan Vivo, terutama di pasar negara berkembang dan China, juga menunjukkan pertumbuhan dua digit yang mengesankan.
Para pengamat percaya bahwa meskipun iPhone 16 memiliki potensi untuk mendongkrak pertumbuhan Apple, pasar yang sangat kompetitif dan fragmentasi konsumen tetap menjadi tantangan. Konsumen smartphone yang lebih berorientasi pada harga lebih cenderung memilih merek lain yang menawarkan spesifikasi lebih baik dengan harga lebih terjangkau, seperti Xiaomi, Vivo, dan Oppo. Ini mendorong Apple untuk terus berinovasi dan menawarkan fitur yang tidak hanya menarik bagi penggemarnya, tetapi juga dapat menarik perhatian konsumen baru.
Dalam konteks ini, kesinambungan inovasi dan adaptasi Apple terhadap kebutuhan pasar serta perubahan perilaku konsumen menjadi kunci penting untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Meski saat ini Apple dapat mengalami kenaikan penjualan dengan iPhone 16, tantangan dari pesaing-pesaing kuat seperti Samsung dan merek lainnya harus diwaspadai. Peningkatan penawaran kredit dan kemampuan keuangan konsumen di pasar Indonesia juga akan menjadi faktor penting dalam menentukan keberolian penjualan iPhone di tahun-tahun mendatang.
Situasi ini juga mencerminkan tekanan yang dihadapi oleh banyak pabrikan smartphone dalam menciptakan diferensiasi dan mempertahankan relasi yang kuat dengan pelanggan di tengah ketatnya persaingan. Apple, dengan pendekatan premium terhadap produk, diharapkan dapat tetap mempertahankan loyalitas pelanggan meskipun harga iPhone tetap lebih tinggi dibandingkan smartphone kebanyakan di pasar. Namun, ini juga menimbulkan tantangan untuk terus menjelaskan nilai tambah dari produk mereka kepada konsumen yang semakin kritis.
Secara keseluruhan, meski iPhone 16 dapat memberikan dorongan pertumbuhan bagi Apple, tantangan besar untuk menyusul dominasi Samsung tetap ada. Dengan adanya perkembangan teknologi dan kecenderungan pasar yang cepat berubah, Apple perlu merencanakan strategi yang tidak hanya fokus pada peluncuran produk baru, tetapi juga melibatkan pendekatan yang lebih inklusif untuk menjangkau berbagai kalangan konsumen. Seiring dengan persaingan yang semakin ketat, Apple diharapkan mampu memahami dan mengadaptasi diri terhadap dinamika pasar yang ada untuk memastikan keberlanjutan dalam pertumbuhannya di masa depan.