Sebentar lagi, Indonesia akan memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober. Peringatan tersebut memiliki latar belakang sejarah yang penting, yaitu percobaan kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap pemerintahan Presiden Soekarno pada tahun 1965. Dalam upaya mereka untuk menggantikan dasar negara Pancasila dengan paham komunis, PKI menculik enam jenderal Angkatan Darat dan satu perwira yang dianggap sebagai musuh. Penculikan yang terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 itu menjadi salah satu momen kelam dalam sejarah bangsa.
Film G30S PKI adalah salah satu cara untuk mengingat kembali peristiwa tersebut. Film yang berjudul lengkap "Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI" dirilis pada tahun 1984 dan merupakan sebuah dokudrama seputar kudeta tersebut. Disutradarai dan ditulis oleh Arifin C. Noer, film ini diproduksi oleh G. Dwipayana. Dalam proses pembuatannya, film ini menghabiskan waktu selama dua tahun dan menampilkan beberapa aktor ternama Indonesia seperti Amoroso Katamsi, Umar Kayam, dan Syubah Asa.
Film G30S PKI bukan hanya sebuah karya seni, tetapi juga berfungsi sebagai alat pendidikan bagi masyarakat luas mengenai sejarah dan bahaya ideologi yang menyimpang dari Pancasila. Film ini berisi adegan-adegan yang merekontruksi penculikan para jenderal serta kekacauan yang terjadi selama upaya kudeta itu. Melalui penyajian yang dramatis, penonton diajak untuk memahami lebih dalam mengenai dampak dari peristiwa yang terjadi saat itu.
Film ini tidak hanya disaksikan pada masa tayangnya, tetapi juga tetap relevan hingga sekarang, terutama menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila. Banyak masyarakat yang menantikan untuk menonton film ini sebagai bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang menjadi korban dan untuk mengingatkan generasi muda tentang pentingnya mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara.
Jelang Hari Kesaktian Pancasila, berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pengingataan soal Pancasila dan sejarahnya semakin marak dilakukan. Salah satunya adalah pemutaran film G30S PKI. Sejumlah lembaga dan organisasi di Indonesia menggelar acara nonton bareng guna mengedukasi masyarakat tentang peristiwa bersejarah ini. Pemutaran film tersebut diharapkan dapat membangkitkan semangat cinta tanah air dan kesadaran nasional tentang pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan bangsa di tengah berbagai tantangan yang dihadapi saat ini.
Tidak hanya dari segi film, banyak sumber lain yang juga menggali lebih dalam mengenai peristiwa kudeta tersebut. Buku-buku sejarah, diskusi publik, dan seminar menjadi sarana untuk menggali fakta-fakta sejarah yang mungkin terlupakan oleh generasi muda. Dengan meningkatkan pengetahuan tentang sejarah, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami konteks Pancasila dan peran pentingnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Keterlibatan masyarakat dalam peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga mencerminkan kesadaran kolektif untuk tidak mengulangi kesalahan masa lalu. Kesadaran ini penting, terutama di tengah maraknya penyebaran paham-paham yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Melalui kegiatan seperti nonton bareng film G30S PKI dan diskusi terbuka, diharapkan bisa tercipta dialog yang konstruktif untuk mencegah ideologi-ideologi yang dapat membahayakan keutuhan negara.
Film G30S PKI juga menunjukkan pentingnya peran militer dalam menjaga kedaulatan negara. Sejarah mencatat bahwa pada saat-saat genting seperti dalam percobaan kudeta, tentara menjadi garda terdepan dalam mempertahankan pemerintahan yang sah. Dengan memberikan gambaran bagaimana militer dan masyarakat bersatu melawan upaya penggulingan pemerintahan, film ini memberikan pelajaran berharga tentang persatuan dan kekuatan dalam menghadapi ancaman.
Selain sebagai sarana edukasi sejarah, film ini juga memberikan wejangan moral mengenai pentingnya toleransi dan pengendalian diri di antara sesama umat manusia. Karya ini mengingatkan penontonnya untuk tidak terjebak dalam konflik yang berbasis ideologi ekstrem, mengedepankan dialog dan kerjasama antar elemen bangsa, demi stabilitas dan kemajuan Indonesia.
Di sejumlah platform daring, film G30S PKI dapat diakses secara lebih mudah. Hal ini penting untuk menjangkau generasi muda yang mungkin belum memiliki kesempatan untuk menonton film ini saat tayang di televisi. Dengan akses yang lebih luas, diharapkan lebih banyak orang dapat menyaksikan dan mengambil hikmah dari peristiwa yang sudah berlalu.
Melalui perayaan dan tontonan film, kita diingatkan bahwa Pancasila bukan sekadar sebuah dokumen atau semboyan, melainkan satu landasan moral dan etika yang harus terus dijaga dan dipelihara oleh bangsa Indonesia. Perlunya tindakan preventif agar ideologi yang merusak tidak mengancam persatuan bangsa menjadi tantangan yang harus dijawab oleh setiap generasi.
Dengan latar belakang tersebut, pemutaran film G30S PKI menjadi semakin relevan. Menjelang Hari Kesaktian Pancasila, film ini berfungsi tidak hanya sebagai tontonan tetapi juga sebagai pengingat untuk terus menjaga kesaktian Pancasila dalam berbangsa dan bernegara. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat rasa patriotisme dan cinta tanah air, serta kesadaran kolektif untuk tidak terlena dengan sejarah dan lebih waspada terhadap tantangan di masa kini.