Farhat Abbas, seorang pengacara sukses yang dikenal di jagat hiburan Indonesia, baru-baru ini menjadi sorotan publik akibat pernyataannya terkait kasus penyiraman air keras terhadap Agus Salim. Dalam pengakuannya, Farhat menyatakan keprihatinan terhadap sikap Pratiwi Noviyanthi dan Denny Sumargo yang meminta Agus untuk mengembalikan uang donasi yang telah diterima. Farhat menegaskan bahwa tindakan tersebut mempermalukan Agus, yang kini menjadi penyandang disabilitas akibat insiden tersebut.
Melalui kanal YouTube Intens Investigasi, Farhat menjelaskan rasa geramnya terhadap tindakan Pratiwi dan Denny, menyebutnya sebagai kejahatan yang dapat melecehkan seorang yang sudah menderita. "Jangan gara-gara Novi bersuara, kalian (warganet) langsung menghina dan membully Agus buta itu satu kejahatan dan kita akan melaporkan Novi dan Denny Sumargo," ucapnya dengan nada tegas. Pernyataan ini mencerminkan bagaimana Farhat ingin melindungi kliennya dan menghargai hak-hak Agus sebagai korbannya.
Kasus ini berawal dari laporan yang menyebutkan bahwa Pratiwi Noviyanthi, seorang YouTuber, bersama Denny Sumargo, mempertanyakan penggunaan dana donasi sebesar Rp1,5 miliar yang dikumpulkan untuk Agus. Uang tersebut seharusnya digunakan untuk membantu kehidupannya pasca-insiden, namun dinilai mereka telah disalahgunakan. Hal tersebut memicu kemarahan Farhat, yang merasa perlu untuk berbicara demi membela Agus.
Farhat Abbas dikenal sebagai pengacara yang memiliki jam terbang tinggi dan pengalaman menangani banyak kasus besar. Meskipun tarif resmi Farhat sebagai pengacara tidak diumumkan secara terbuka, banyak yang berasumsi bahwa tarifnya cukup fantastis mengingat reputasinya. Ia juga sering memamerkan gaya hidup mewah, seperti koleksi sepatu seharga Rp18 juta. Dalam sebuah wawancara di tahun 2018, Farhat mengungkapkan bahwa kekayaan yang dimilikinya sudah mencapai Rp300 miliar saat usianya 29 tahun. Hal ini menggugah rasa penasaran banyak orang terhadap berapa biaya yang dikenakan Farhat untuk setiap kasus yang ia tangani.
Lebih lanjut, Farhat menjelaskan bahwa tindakan Pratiwi dapat menyakiti perasaan Agus dan keluarganya. Ia menegaskan, "Ini bukan menyembuhkan mereka tapi malah menyakitkan dan melukai perasaan mereka dan ini menyatakan bahwa perbuatan (Novi tersebut) semena-mena." Farhat juga menambahkan bahwa donasi yang diberikan untuk Agus adalah haknya, dan tidak seharusnya ada pihak lain yang mencampuri bagaimana uang tersebut digunakan.
Dalam situasi ini, Farhat memperlihatkan empatinya terhadap Agus dengan memuji istrinya yang tidak meminta uang meski suaminya menerima bantuan yang banyak. “Hey lu kalau udah nyumbang donasi, mau di apain aja itu urusan dia,” ungkap Farhat, menunjukkan bahwa setelah memberi donasi, hak pemanfaatan uang tersebut sepenuhnya berada di tangan penerima.
Farhat menyoroti bahwa tidak seharusnya donasi menjadi alat untuk menilai moralitas seseorang. Ia mengatakan, "Kalau pun uang donasi diberi kepada istri dan adiknya, saya salut sama istrinya enggak minta tapi dikasih." Hal ini menunjukkan pandangan bahwa keinginan untuk membantu keluarga serta pengelolaan donasi adalah sebuah hak yang seharusnya dihargai, bukan dikritisi.
Melihat dari sudut pandang hukum, ancaman laporan oleh Farhat kepada Pratiwi dan Denny tidak hanya menunjukkan perlindungannya terhadap klien, tetapi juga menunjukkan bagaimana persoalan publik dapat berimplikasi pada kehidupan pribadi seseorang. Pengacara seringkali memiliki tanggung jawab untuk melindungi nama baik klien mereka, terutama ketika klien tersebut menjadi korban, seperti dalam kasus Agus yang mengalami tragedi dalam hidupnya.
Farhat Abbas, dengan segala kemewahannya dan keterlibatannya dengan selebriti, memang memiliki ciri khas tersendiri dalam profesi hukum. Ia bukan hanya sekedar pengacara, tetapi juga seorang pebisnis yang memiliki usaha di bidang kuliner dan properti, yang menambah portofolio dalam kehidupannya.
Di tengah kontroversi ini, Farhat mengingatkan publik tentang pentingnya menghormati mereka yang menjadi korban kejahatan, serta menghargai hak mereka atas bantuan yang diterima. Dengan ketegasan dan keberaniannya, Farhat mengharapkan agar kasus ini bisa memberikan pencerahan tentang pentingnya sikap belas kasihan terhadap sesama.
Seiring dengan berjalannya waktu, publik akan tetap mengamati bagaimana perkembangan kasus ini dan tanggapan selanjutnya dari Pratiwi Noviyanthi, Denny Sumargo, serta Farhat Abbas sebagai kuasa hukum Agus Salim. Satu hal yang pasti, kita sedang menyaksikan pertarungan yang tak hanya berkaitan dengan hukum, tetapi juga tentang empati dan hak asasi manusia.