Demplot Jagung Ubah Tihuana: Transformasi Desa Tertinggal Menjadi Desa Mandiri

Lahan percontohan (Demplot) komoditas jagung di Desa Tihuana, yang terletak di Kecamatan Seram Utara Timur Seti, Maluku Tengah, telah menunjukkan dampak signifikan dalam transformasi ekonomi desa. Dengan dukungan dari Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD), status Desa Tihuana yang tadinya merupakan desa tertinggal pada tahun 2021 kini beranjak naik menjadi Desa Berkembang pada tahun 2023.

Kepala Pemerintah Negeri Tihuana, Jumiyati, mengungkapkan optimisme akan proses ini. “Tihuana ditargetkan berstatus desa maju pada 2025,” ujarnya saat acara pelaporan perkembangan program, yang berlangsung pada Jumat, 11 Oktober 2024. Inisiatif ini dimulai dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Ekonomi Kampung (P3EK) yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan fasilitator desa dalam memetakan potensi ekonomi serta tantangan yang dihadapi.

Proses musyawarah ini bertujuan untuk memastikan bahwa aspirasi semua warga terakomodasi, sehingga program yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Salah satu program yang dihasilkan adalah pengembangan demplot jagung sebagai komoditas unggulan, yang dilaksanakan di 11 titik ini di Tihuana. Penting untuk dicatat bahwa program Demplot ini memprioritaskan keterlibatan kelompok masyarakat yang sebelumnya terpinggirkan, seperti perempuan kepala keluarga, keluarga miskin, dan penyandang disabilitas.

Langkah strategis yang diambil oleh pemerintah desa dalam program ini juga mencakup pengembangan komoditas hortikultura seperti semangka dan brokoli. Dalam periode Maret hingga Juni 2024, kelompok tani di Desa Tihuana berhasil memanen 4,25 ton semangka, yang menciptakan pendapatan sebesar Rp12.750.000, serta 234 kg brokoli, yang memberikan pendapatan Rp6.552.000. “Dengan hasil ini, kami semakin optimis untuk terus mengembangkan komoditas lain dan memperluas lahan pertanian agar dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat semakin besar,” tambah Jumiyati.

Kehadiran Program TEKAD tidak hanya berfokus pada peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga dorongan bagi Desa Tihuana untuk membentuk kelembagaan ekonomi yang lebih kuat. Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sumber Mulya, yang berperan sebagai offtaker untuk hasil pertanian, juga berencana untuk membeli mobil pick-up pada tahun 2024. Langkah ini diambil guna memudahkan proses distribusi hasil panen ke kota-kota lain seperti Bula dan Masohi, serta memperluas pasar, sehingga skala produksi dapat meningkat.

Pengelolaan potensi lokal dan penguatan kelembagaan desa merupakan kunci bagi perubahan yang berkelanjutan di Tihuana. Dengan berbagai upaya dan langkah strategis yang sudah diterapkan, Jumiyati berharap desa tersebut dapat menjadi contoh nyata bagaimana transformasi ekonomi dapat terjadi di desa-desa tertinggal, serta menginspirasi desa lain di wilayah Maluku Tengah untuk mengikuti jejaknya. “Kami berharap, pengalaman ini dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Maluku Tengah,” tuturnya.

Hasil dari program demplot jagung juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Pada panen pertama, hasil produksi jagung dari Desa Tihuana dijual ke Kota Ambon untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak di sana. Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Ilham Tauda, menjelaskan bahwa sebelumnya, para pengusaha di Kota Ambon harus mendatangkan pakan ternak dari Makassar dengan biaya yang relatif tinggi. “Kini, dengan produksi jagung lokal dari Negeri Tihuana, biaya logistik dapat ditekan, dan pada saat yang sama, pendapatan petani di sini juga meningkat,” ungkap Ilham.

Melalui semua upaya ini, Desa Tihuana tidak hanya mengalami perbaikan dalam hal status desa, tetapi juga dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adanya keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pengambilan keputusan, serta upaya untuk memberdayakan kelompok yang selama ini terpinggirkan, menjadi bagian penting dalam proses pembangunan desa.

Program ini diharapkan menjadi model bagi desa lain di Maluku Tengah yang memiliki potensi serupa untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian mereka. Dengan semangat kolaborasi dan komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat, Desa Tihuana menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan strategi yang tepat, desa-desa tertinggal dapat bertransformasi menjadi desa mandiri dan maju dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam konteks yang lebih luas, transformasi yang terjadi di Tihuana dapat memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya partisipasi aktif masyarakat, pemanfaatan sumber daya lokal, dan pengembangan kelembagaan ekonomi untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan. Momen ini menjadi bukti bahwa perubahan positif tidak hanya mungkin, tetapi juga dapat dilakukan secara terencana dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

Artikel Terkait

Back to top button