Dunia

Banjir dan Longsor Nepal Tewaskan 170 Orang, Sekolah Diliburkan Selama 3 Hari

Serangkaian banjir dan tanah longsor melanda sejumlah daerah di dataran rendah ibu kota Nepal, Kathmandu, pada Minggu, 29 September 2024. Banjir ini merupakan akibat dari curah hujan ekstrem yang terjadi sejak 27 September, dengan banyak wilayah di timur dan tengah Nepal terendam air. Kondisi ini telah memicu banjir bandang di beberapa sungai dan menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur transportasi, termasuk jalan raya dan jembatan.

Menurut data terbaru, jumlah korban jiwa akibat bencana ini telah mencapai 170 orang, sementara 56 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Banjir dan longsor ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan dampak serius pada infrastruktur penting di Nepal. Sejumlah pembangkit listrik tenaga air dan infrastruktur irigasi mengalami kerusakan parah, yang berdampak langgeng pada pasokan listrik dan air di seluruh negeri. Fungsi jalan dan aksesibilitas transportasi yang terputus juga menghambat upaya bantuan dan pemulihan di wilayah tersebut.

Industri pariwisata Nepal, yang merupakan salah satu sumber pendapatan utama negara itu, juga mendapatkan pukulan telak akibat bencana alam ini. Penutupan akses ke beberapa destinasi wisata populer di negara tersebut berpotensi mengurangi kunjungan wisatawan, yang pada gilirannya dapat memicu krisis ekonomi lebih lanjut. Sebagai upaya untuk menangani situasi, pemerintah Nepal telah mengambil langkah cepat dengan menutup sekolah-sekolah selama tiga hari di wilayah yang terdampak. Hal ini diungkapkan oleh Lakshmi Bhattarai, Juru bicara Kementerian Pendidikan Nepal, yang mengatakan, “Kami telah mendesak pihak berwenang untuk menutup sekolah di area terdampak banjir selama tiga hari.”

Bencana ini juga mendorong pihak berwenang untuk mengerahkan tim penyelamat dan dukungan ke daerah yang terkena dampak. Tim ini bertugas memberikan pertolongan pertama, makanan, dan tempat tinggal kepada para korban. Dalam situasi darurat ini, pemerintah Nepal telah menyediakan dana darurat untuk mendukung upaya pemulihan dan membantu warga yang terkena dampak langsung dari banjir dan longsor. Tidak hanya itu, komunitas internasional juga turut berkontribusi dengan memberikan bantuan, di mana sejumlah negara telah mengirimkan tim penyelamat dan bantuan kemanusiaan untuk mendukung upaya pemulihan di Nepal.

Seiring dengan meningkatnya jumlah korban dan kerugian yang ditimbulkan, bencana ini menggarisbawahi pentingnya kesiapsiagaan dan upaya mitigasi bencana di negara yang rentan terhadap perubahan iklim seperti Nepal. Dengan kondisi geografisnya yang berbukit dan rawan terjadi bencana alam, upaya untuk meningkatkan infrastruktur dan sistem peringatan dini sangat diperlukan untuk mengurangi dampak di masa mendatang.

Sektor pertanian juga menghadapi tantangan serius akibat kerusakan yang ditimbulkan banjir. Banyak ladang yang terendam, mengancam produksi pangan lokal dan memicu kekhawatiran akan krisis pangan di daerah-daerah yang terkena dampak parah. Dalam hal ini, pemerintah dan organisasi non-pemerintah harus bersinergi untuk menawarkan solusi jangka panjang yang berfokus pada rehabilitasi lahan pertanian, serta memberikan dukungan kepada petani yang terpengaruh bencana.

Di tengah hujan yang masih terus mengguyur, penanangan bencana menjadi prioritas utama pemerintah Nepal saat ini. Para pengamat mendesak agar ada pendekatan yang lebih terintegrasi untuk pengelolaan risiko bencana yang melibatkan masyarakat lokal. Komunikasi yang efektif dan partisipasi publik dalam merancang rencana mitigasi bencana akan sangat berkontribusi pada upaya pemulihan yang lebih baik.

Sementara upaya pemulihan berlangsung, para ahli mengingatkan bahwa perubahan iklim merupakan faktor penyebab yang tidak bisa diabaikan. Curah hujan yang semakin tidak terduga dan ekstrem harus direspons dengan kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan. Rencana pembangunan yang mempertimbangkan dampak lingkungan menjadi isu krusial dalam konteks negara-negara yang rentan terhadap bencana seperti Nepal.

Ke depan, pelajaran dari tragedi ini harus diperhatikan untuk mencegah dampak serupa di masa yang akan datang. Masyarakat, pemerintah, dan organisasi internasional perlu menjalin kerjasama yang lebih erat guna menciptakan sistem yang proaktif dalam menghadapi risiko bencana. Terlebih lagi, dukungan masyarakat internasional akan sangat membantu proses pemulihan Nepal dalam jangka panjang, terutama dalam membangun kembali infrastruktur dan mengembalikan kehidupan normal bagi warga yang terdampak.

Melalui upaya bersama, diharapkan bahwa Nepal dapat bangkit dari bencana ini dan memperkuat resiliensinya terhadap bencana di masa depan. Kesigapan dalam respons darurat, pendidikan tentang mitigasi risiko bencana, dan pembangunan infrastruktur yang lebih kuat adalah langkah-langkah penting yang harus diambil untuk melindungi masyarakat serta meningkatkan ketahanan negara terhadap perubahan iklim yang semakin nyata.

Redaksi Ilmiah

Ilmiah merupakan situs media online yang menyajikan berita dan informasi terbaru di Indonesia yang paling update.
Back to top button