Film "Bagman," yang baru saja dirilis di bioskop, mengangkat tema mitos masa kecil dengan sentuhan horor yang menyentuh pengalaman psikologis karakter utama. Disutradarai oleh Colm McCarthy, film ini menjadi salah satu karya yang menarik perhatian pencinta horor, terutama bagi mereka yang tumbuh dengan cerita-cerita menakutkan yang sering diceritakan orang tua kepada anak-anak mereka. Film ini bisa menjadi pengingat bahwa setiap mitos atau cerita yang diceritakan dalam masa kecil bisa membekas dan berdampak seiring bertambahnya usia.
Film ini mengikuti kisah Patrick McKee, yang diperankan oleh Sam Claflin. Patrick adalah seorang pria yang dikhantui oleh mitos mengerikan bernama "Bagman," yang diceritakan oleh ayahnya saat dia masih kecil. Dalam kisah tersebut, Bagman adalah makhluk yang suka menculik anak yang baik dan memiliki mimpi. Setelah diculik, anak tersebut akan dimasukkan ke dalam tas dan tidak akan pernah kembali. Peringatan keras dari ayahnya mengenai makhluk ini meninggalkan trauma mendalam yang terus menghantuinya hingga dewasa.
Bersama dengan istrinya, Karina yang diperankan oleh Anthonia Thomas, dan anak mereka, Jake, Patrick harus menghadapi teror dari makhluk yang pernah ia anggap sebagai mitos belaka. Ketika ancaman nyata Bagman mulai mendekat, keluarga kecil ini terjebak dalam ketakutan yang tak terduga. Ketegangan yang dibangun dalam film ini menggambarkan ketidakberdayaan seorang ayah untuk melindungi keluarganya dari bayang-bayang masa lalu yang menakutkan.
Dari segi cerita, "Bagman" menunjukkan struktur naratif yang maju-mundur. Meskipun beberapa penonton mungkin merasa bingung dengan alur yang tidak linear, penulis skenario berhasil menyuguhkan kejutan yang tetap mengikat perhatian penonton. Ditambah lagi dengan elemen musik dan efek suara yang membangun suasana kelam, film ini seakan berhasil memberikan pengalaman menonton yang mendalam dan menegangkan.
Namun, "Bagman" tidak lepas dari kritik, terutama pada beberapa momen klise yang sering ditemui dalam film horor modern. Misalnya, ada adegan di mana karakter merespons suara misterius dengan cara yang terkesan bodoh atau bahkan membiarkan anak mereka sendirian meskipun dalam keadaan terancam. Tindakan tersebut sering kali membuat penonton merasakan frustrasi, namun hal ini juga menjadi bagian dari konvensi dalam genre horor yang telah ada sejak dahulu.
Kehadiran film ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga menciptakan hubungan batin dengan penonton. Mitos "Bagman" memiliki kemiripan dengan berbagai mitos di negara lain, termasuk di Indonesia, di mana kisah-kisah menakutkan sering diceritakan untuk memberikan pelajaran moral. Dengan demikian, film ini menciptakan jembatan bagi penonton dari latar belakang budaya yang berbeda untuk merasa terhubung dengan pengalaman karakter.
Patrick sebagai tokoh utama merepresentasikan ketakutan yang dapat dirasakan oleh setiap orang yang memiliki pengalaman masa kecil yang kelam. Mitos dan cerita yang biasa dianggap remeh pada saat kecil dapat tumbuh menjadi momok saat kita dewasa. Patrick, yang tadinya merasa bahwa Bagman hanyalah kisah yang diceritakan oleh ayahnya, kini harus menghadapi kenyataan bahwa monster tersebut bisa jadi jauh lebih nyata dari yang ia bayangkan.
Reaksi dari penonton saat menyaksikan "Bagman" menunjukkan bahwa film ini berhasil menggugah ketakutan tertanam dalam diri, terutama bagi mereka yang sering mendengar mitos-mitos serupa semasa kecil. Film ini berhasil menarik perhatian audiens dengan cara yang tidak hanya sekadar menakut-nakuti, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pengalaman masa kecil bisa membentuk kita di kemudian hari.
Film "Bagman" memang telah menjadi bahan pembicaraan tidak hanya karena elemen horornya, tetapi juga penggambaran yang mendalam terkait trauma dan kenangan dari masa kecil. Bagi penonton yang menyukai film-film dengan elemen psikologi, "Bagman" dapat menjadi pilihan yang menarik.
Film ini telah ditayangkan di berbagai bioskop di Indonesia dan mengundang banyak penggemar film horor untuk membuktikan sendiri kengerian yang diceritakan dalam kisah ini. Dan bagi umat manusia yang tumbuh dengan mitos serupa, "Bagman" mungkin akan mengingatkan kita semua akan kekuatan cerita dan dampaknya terhadap psikologi kita.
Dengan segala daya tarik dan tantangannya, "Bagman" tampaknya telah menemukan tempatnya di antara film horor yang layak diperhitungkan. Akhirnya, seperti yang sering terjadi dengan film berbasis mitos, "Bagman" mengajak kita untuk merenung tentang apa yang benar-benar kita ketahui tentang ketakutan yang sering kali kita buat sendiri dari cerita-cerita yang diceritakan kepada kita. Bagi mereka yang siap menghadapi kengerian, film ini siap untuk disaksikan di layar lebar.